Disiplin Karateka
SUMPAH KARATE
Pakaian karate dalam istilah karate ( jepang ) disebut “DOGI”. Pakaian karate didesign seperti “kimono” ( pakaian tradisional jepang ) berwarna putih tidak ada boleh corak lain kecuali lambang dari aliran/perguruan karate yang di geluti oleh karateka tersebut.
CARA MEMAKAI SABUK
Dalam pemasangan dan pemakaian sabuk tidak boleh dipandang kecil, sabuk yang diartikan sama dengan derajat (hirarki) dalam Karate yang membedakan antara karate baru latihan dengan karateka telah dulu mengikuti latihan. Disamping itu penampilan seorang karateka dapat mempresentasikan tingkat penguasaan terhadap ilmu karate yang dia pelajari juga dapat dilihat dari warna sabuknya. Menggunakan sabuk karate dengan baik merupakan tanda bahwa seorang karateka memiliki semangat yang tinggi dan pernghormatan yang tinggi terhadap ilmu karate itu sendiri
Keterangan :
HIRARKI SEBUTAN DALAM KARATE

- SANGGUP MEMELIHARA KEPRIBADIAN : Jinkaku Kansei Ni Tsutomoru Koto
- SANGGUP PATUH PADA KEJUJURAN : Makato No Michi O Mamoru Koto
- SANGGUP MEMPERTINGGI PRESTASI : Doryoku No Sheisin O Yashinau Koto
- SANGGUP MENJAGA SOPAN SANTUN : Reigi O Omonzuru Koto
- SANGGUP MENGUASAI DIRI : Kekki No Yu O Imashimuru Koto
Pakaian karate dalam istilah karate ( jepang ) disebut “DOGI”. Pakaian karate didesign seperti “kimono” ( pakaian tradisional jepang ) berwarna putih tidak ada boleh corak lain kecuali lambang dari aliran/perguruan karate yang di geluti oleh karateka tersebut.
.jpg)
Dalam pemasangan dan pemakaian sabuk tidak boleh dipandang kecil, sabuk yang diartikan sama dengan derajat (hirarki) dalam Karate yang membedakan antara karate baru latihan dengan karateka telah dulu mengikuti latihan. Disamping itu penampilan seorang karateka dapat mempresentasikan tingkat penguasaan terhadap ilmu karate yang dia pelajari juga dapat dilihat dari warna sabuknya. Menggunakan sabuk karate dengan baik merupakan tanda bahwa seorang karateka memiliki semangat yang tinggi dan pernghormatan yang tinggi terhadap ilmu karate itu sendiri
Keterangan :
- Bagi dua ditengah-tangah sabuk, dan tempelkan ditengah-tengah badan.
- Putar kedua cabang sabuk tersebut kebelakang dan Tarik kedua cabang sabuk tersebut ke depan kembali.
- Masukan sabuk yang sebelah kanan (yang berada diatas cabang sabuk sebelah kiri)ke dalam kedua libatan sabuk tersebut.
- Naikkan sabuk yang sebelah kiri (yang berada dibawah cabang sabuk sebelah kanan) ke atas.
- Masukan sabuk yang sebelah kiri kedalam (ikat kedua cabang sabuk tersebut).
- Kencangkan ikatan sabuk tersebut.
TINGKATAN SABUK DALAM KARATE

SABUK PUTIH (Shirobi): melambangkan kemurnian dan kesucian. Kemurnian dan kesucian ini merupakan kondisi dasar dari pemula untuk menerima dan mengolah hasil latihan dari guru masing-masing. Artinya berkembang atau tidaknya karateka ini tergantung dari apa yang diberikan oleh
senpai atau sensei mereka. Kemudian, setelah materi atau nilai Karate telah disampaikan sesuai dengan apa yang seharusnya, selanjutnya tanggung jawab ada pada masing-masing individu.
senpai atau sensei mereka. Kemudian, setelah materi atau nilai Karate telah disampaikan sesuai dengan apa yang seharusnya, selanjutnya tanggung jawab ada pada masing-masing individu.
SABUK KUNING (Kirobi) : melambangkan warna matahari yang diibaratkan bahwa karateka telah melihat “hari baru” dimana dia telah mampu memahami semangat Karate, berkembang dalam karakter kepribadiannya dan juga teknik yang telah dipelajari. Sabuk kuning juga merupakan tahapan
terakhir dari seorang “raw beginner” dan biasanya sudah mulai belajar tahapan-tahapan gerakan kumite bahkan ada juga yg mulai turun di suatu turnamen.
terakhir dari seorang “raw beginner” dan biasanya sudah mulai belajar tahapan-tahapan gerakan kumite bahkan ada juga yg mulai turun di suatu turnamen.
SABUK HIJAU (Modoriobi): Sabuk ini merepresentasikan warna rumput dan pepohonan. Pemegang sabuk hijau ini sudah harus mampu memahami dan menggali lebih dalam lagi segala sesuatu yang berkaitan dengan karate seiring dengan bertumbuhnya semangat dan teknik gerakan yang sudah
dikuasainya. Sifat dari warna hijau ini adalah pertumbuhan dan harmoni. Dengan demikian seorang karateka sabuk hijau diharapkan dalam proses pertumbuhannya mulai bisa memberikan harmoni dan keseimbangan bagi lingkungan.
dikuasainya. Sifat dari warna hijau ini adalah pertumbuhan dan harmoni. Dengan demikian seorang karateka sabuk hijau diharapkan dalam proses pertumbuhannya mulai bisa memberikan harmoni dan keseimbangan bagi lingkungan.
SABUK BIRU (Aiobi) : Warna sabuk ini melambangkan samudera dan langit. Artinya karateka harus mempunyai semangat luas seperti angkasa dan sedalam samudera. Karateka harus sudah mampu memulai berani untuk menghadapi tantangan yang dihadapinya dengan semangat
tinggi dan berfikir bahwa proses latihan adalah sesuatu yang menyenangkan dan bisa merasakan manfaat yang didapatkan. Karateka harus sudah bisa mengontrol emosi dan berdisiplin.
tinggi dan berfikir bahwa proses latihan adalah sesuatu yang menyenangkan dan bisa merasakan manfaat yang didapatkan. Karateka harus sudah bisa mengontrol emosi dan berdisiplin.
SABUK COKLAT (Chaobi) : Warna sabuk ini dilambangkan dengan tanah. Sifat warna ini adalah stabilitas dan bobot. Artinya seorang karateka pemegang sabuk coklat mulai dari tingkatan kyu 2 sampai 1 harus bisa memberikan kestabilan sikap, kemampuan yang lebih dari pemegang sabuk di
bawahnya, dan juga sikap melindungi bagi junior-juniornya. Selain itu, sikap yang harus dimiliki adalah sikap menjejak bumi (down to earth) dan rendah hati pada sesama.
bawahnya, dan juga sikap melindungi bagi junior-juniornya. Selain itu, sikap yang harus dimiliki adalah sikap menjejak bumi (down to earth) dan rendah hati pada sesama.
SABUK HITAM (Dan) : Warna hitam sendiri
melambangkan keteguhan dan sikap kepercayaan diri yang didasari pada nilai kebaikan universal. Warna sabuk ini menjadi idaman bagi setiap karateka untuk mendapatkannya. Namun, di balik semua prestise sabuk hitam terdapat tanggung jawab besar
dari karateka. Pada tahap ini, pemegang sabuk hitam mulai dari Dan 1 sampai selanjutnya sebenarnya baru memasuki tahap untuk mendalami karate yang lebih mendalam. Teknik maupun penguasaan makna hakiki dari kebaikan nilai karate sudah harus menjadi bagian dari karateka. (penggambaran Gichin Funakohsi).

dari karateka. Pada tahap ini, pemegang sabuk hitam mulai dari Dan 1 sampai selanjutnya sebenarnya baru memasuki tahap untuk mendalami karate yang lebih mendalam. Teknik maupun penguasaan makna hakiki dari kebaikan nilai karate sudah harus menjadi bagian dari karateka. (penggambaran Gichin Funakohsi).
Sebagian perguruan Karate di Indonesia, menggunakan sistem peringkat selain sabuk yakni kyu, ada beberapa perbedaan ketika sabuk biru ( kyu 4 ) mengikuti ujian kenaikan sabuk coklat. Ada yang turun kyu dari kyu 4 menjadi kyu 3,5. Di perguruan lain ada yang langsung dari kyu 4 menjadi kyu 3. Dengan demikian, bagi sebagian perguruan Karate di Indonesia ada yang menerapkan ujian kenaikan sabuk coklat sebanyak 4 kali ( 2 tahun atau 4 semester ) sampai mendapat kyu 1.
Namun bagi sebagian yang lain, bisa hanya sampai 1,5 tahun atau 3 semester. Maka warna sabuk dalam Karate selain sebagai pembeda antara karateka yang baru belajar / pemula dengan yang sudah lama menekuni Karate, sabuk dipergunakan lebih luas dari itu yakni sebagai proses pendorong bagi karateka untuk terus giat belajar dan berlatih. Selain itu juga, bagaimana perbedaan sabuk ini justru menjadi dorongan bagi semua karateka untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain.
PERIHAL TENTANG SALAM DALAM KARATE
Pengelompokan Karateka dalam berbagai level ditujukan agar dapat mendorong para murid untuk berlatih dan menghindari kejenuhan dalam latihan. Pengelompokan tingkat Karateka tersebut umumnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Tingkat Kyu atau pemula ,mereka disebut Mudansha dan umumnya level ini dimulai dari bilangan besar (10 / 9) ke kecil (1/ 1) sebagai pembeda yang mengacu pada tingkat penguasaan akan substansi teknik dasar perguruannya. Penggunaan ikat pinggang dengan berbagai warna yang diadopsi oleh Gichin Funakoshi dari sistem Judō oleh Jigoro Kano lazim digunakan sampai saat ini sebagai pembeda tingkat, dan biasanya umumdimulai dengan warna putih bagi Kohai yang baru memulai latihan.
- Tingkat Dan atau lanjutan / mahir , mereka disebut Yudansha dan umumnya level ini di Shotokan dimulai dari bilangan kecil ( 1 ) ke besar ( 9 / 10 ) sebagai pembeda yang lebih mengacu pada tingkat penguasaan jiwa lewat pemahaman teknik berdasarkan substansi filosofi perguruannya.Warna ikat pinggang yang paling umum dipakai adalah hitam (meskipun pada beberapa ryu / aliran ada beberapa variasi warna yang dilakukan).Khusus Yudansha ada banyak istilah yang lebih spesifik dalam hal penyebutan nama, yaitu :
- Sensei , berarti guru dalam bahasa Jepang.Umumnya di Shotokan digunakan untuk penyebutan Yudansha dengan kualifikasi Dan IV ~ V atau pelatih kepala.
- Renshi , berarti guru ahli / utama dalam bahasa Jepang.Umumnya di Shotokan digunakan untuk penyebutan Yudansha dengan kualifikasi Dan VI ~ VIII.Istilah lain adalah Dai S
- Sempai, berarti senior dalam bahasa Jepang.Umumnya di Shotokan digunakan para Kohai untuk memanggil mereka yang memiliki jabatan sebagai asisten pelatih/pelatih biasa dengan kualifikasi Kyu 3 ~ Dan 3Sensei atau Kyoshi.
- Shihan, berarti guru besar / mahaguru dalam bahasa Jepang.Umumnya di Shotokan digunakan untuk penyebutan Yudansha dengan kualifikasi Dan IX ~ X . Istilah lain adalah Hanshi.
- Beberapa varian lain untuk pemimpin tertinggi perguruan dalam seni beladiri Jepang adalah : Menkyo, Kaiden, Osho, Soke, Doshu, Taisho, Sosho, O Sensei, Kaiso, Shodai, Kaicho, Kancho, Meijin
PeralatanKarate
0 komentar:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.